Jumat, 31 Mei 2013

Pembahasan Soal Perkembangan Peserta Didik



1.    Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
a.        Jelaskan persamaan dan perbedaan serta kaitan antara perkembangan dan pertumbuhan peserta didik. Beri contohnya!
Pertumbuhan adalah proses perubahan progresif yang bersifat kuantitatif dan yang terjadi pada aspek fisik.
Contoh pertumbuhan : munculnya gigi-gigi baru, bertambahnya tinggi badan, bertambahnya panjang rambut, pertumbuhan tinggi badan, pertumbuhan berat badan, pertumbuhan alat kelamin, meningkatnya fungsi otot dst.
Perkembangan adalah proses perubahan progresif yang bersifat kualitatif fungsional dan yang terjadi pada aspek fisik dan psikis.
Contoh perkembangan : munculnya kemampuan berdiri dan berjalan, semakin meningkatnya kemampuan berbicara, berimajinasi, berbicara, berkembangnya pola pikir, perkembangan emosi, perkembangan kecerdasan dan perkembangan kedewasaan,dll.
Persamaan antara pertumbuhan dan perkembangan : keduanya merupakan proses perubahan progresif.
Perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan:

Pertumbuhan
Perkembangan
Sifat Perubahan
·   Bersifat kuantitatif



·   Bersifat irreversible(pertumbuhan tidak dapat kembali seperti semula)
·  Bersifat kualitatif fungsional (bersifat kualitatif dan kuantitatif)
·  Bersifat reversible
Aspek yang berubah
pertumbuhan yang berubah adalah aspek fisik saja
perkembangan aspek yang berubah adalah aspek fisik dan psikis.

b.        Sebutkan dan jelaskan hukum-hukum perkembangan yang anda ketahui. Beri contoh.
Hukum-hukum perkembangan meliputi :
·      Hukum Tempo Perkembangan.
Bahwa perkembangan jiwa tiap-tiap anak itu berbeda-beda, menurut temponya masing-masing perkembangan anak yang ada. Ada yang cepat (tempo singkat) adapula yang lambat. Suatu saat ditemukan seorang anak yang cepat sekali menguasai ketrampilan berjalan, berbicara,tetapi pada saat yang lain ditemukan seorang anak yang berjalan dan berbicaranya lambat dikuasai. Mereka memiliki tempo sendiri-sendiri.

·      Hukum Irama Perkembangan.
Hukum ini mengungkapkan bukan lagi cepat atau lambatnya perkembangan anak, akan tetapi tentang irama atau rythme perkembangan. Jadi perkembangan anak tersebut mengalami gelombang “pasang surut”. Mulai lahir hingga dewasa, kadangkala anak tersebut mengalami juga kemunduran dalam suatu bidang tertentu. Misalnya , akan mudah sekali diperhatikan jika mengamati perkembangan pada anak-anak menjelang remaja. Ada anak yang menampakkan kegoncangan yang hebat, tetapi adapula anak yang melewati masa tersebut dengan tenang tanpa menunjukkan gejala-gejala yang serius.



·       Hukum Konvergensi Perkembangan.
Pandangan pendidikan tradisional di masa lalu berpendapat bahwa hasil pendidikan yang dicapai anak selalu di hubung-hubungkan dengan status pendidikan orang tuanya. Menurut kenyataan yang ada sekarang ternyata bahwa pendapat lama itu tidak sesuai lagi dengan keadaan. Pandangan lama ini dikuasai oleh aliran nativisme yang dipelopori Schopen Hauer yang berpendapat bahwa manusia adalah hasil bentukan dari pembawaan.

·      Hukum Kesatuan Organ.
Tiap-tiap anak itu terdiri dari organ-organ tubuh , yang merupakan satu kesatuan diantara organ-organ tersebut antara fungsi dan bentuknya, tidak dapat dipisahkan berdiri integral. Contoh : perkembangan kaki yang semakin besar dan panjang , mesti diiringi oleh perkembangan otak, kepala, tangan dan lain-lainnya.

·       Hukum Hierarkhi Perkembangan.
Bahwa perkembangan anak itu tidak mungkin akan mencapai suatu fase tertentu dengan spontan, akan tetapi harus melalui tingkat-tingkat atau tahapan tertentu yang tersusun sedemikian rupa sehingga perkembangan diri seseorang menyerupai derajat perkembangan. Contoh : perkembangannya pikiran anak, mesti didahului dengan perkembangan pengenalan dan pengamatan.

·      Hukum Masa Peka.
Masa peka ialah suatu masa yang paling tepat untuk berkembang suatu fungsi kejiwaan atau fisik seseorang anak. Sebab perkembangan suatu fungsi tersebut tidak berjalan secara serempak antara satu dengan lainnya. Contoh : masa peka untuk berjalan bagi seorang anak itu pada awal tahun kedua dan untuk berbicara sekitar tahun pertama.

·      Hukum Mengembangkan Diri.
Dorongan yang pertama adalah dorongan mempertahankan diri, kemudian disusul dengan dorongan mengembangkan diri. Dorongan mempertahankan diri terwujud misalnya dorongan makan dan menjaga keselamatan diri sendiri. Contoh : anak menyatakan perasaan lapar, haus , sakit dalam bentuk menangis maka tangisan itu dianggap sebagai dorongan mempertahankan diri, seorang anak yang ingin menjadi juara, pandai dan sukses.

·      Hukum Rekapitulasi.
Perkembangan jiwa anak adalah ulangan kembali secara singkat dari perkembangan manusia di dunia dari masa berburu hingga masa industri. Teori ini berlangsung dengan lambat secara berabad-abad. Jika pengertian rekapitulasi ini ditransfer ke psikologi perkembangan, dapat dikatakan bahwa perkembangan jiwa anak mengalami ulangan ringkas dari sejarah kehidupan umat manusia.

c.         Identifikasi karakteristik remaja dan bagaimanakah upaya yang dilakukan pendidik/konselor.
Karakteristik remaja yaitu :
·           Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
·           Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
·            Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.
·            Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
·           Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut.
·           Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiridan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.

Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.

2.    Perkembangan Bahasa Anak
a.        Jelaskan tahapan-tahapan perkembangan bahasa anak!

Perkembangan bahasa sebagai aspek universal berlangsung dalam suatu pola yang bertahap sebagai berikut:
·         Tahap Pralinguistik atau Meraban (0,3-1 tahun)
Tahapan ini merupakan permulaan perkembangan bahasa, yang dimulai pada usia sekitar tiga bulan. Pada tahap ini anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang mempunyai fungsi komunikatif, anak mengeluarkan berbagai bunyi ujaran sebagai reaksi terhadap orang lain (orang dewasa) yang mencari kontak verbal dengan anak tersebut atau sebaliknya.

·         Tahap Halofrastik atau Kalimat Satu Kata (1-1,8 tahun)
Pada usia sekitar satu tahun anak mulai mengucapkan kata-katanya pertama. Satu kata yang diucapkan oleh anak-anak ini, harus dipandang sebagai satu kalimat penuh, mencakup aspek psikologis (intelektual, emosional), dan visional, untuk menyatakan mau tidaknya terhadap sesuatu.

·         Tahap Kalimat Dua Kata (1,8-2 tahun)
Pada tahapan ini, anak mulai lebih banyak kemungkinan untuk menyatakan maksud dan berkomunikasi dengan menggunakan kalimat dua kata , dengan dua holofrase yang dirangkai cepat. Pada tahap ini, belum menggunakan imfleksi, artinya kata kerja (verbal) yang digunakan tidak mempunyai penada waktu dan jumlah, kata benda (nomina) yang digunakan tidak menggunakan akhiran jamak.

·         Tahap Perkembangan Tata Bahasa (2-5 tahun)
Pada tahapan ini anak mulai mengembangkan sejumlah sarana tata bahasa, panjang kalimat bertambah (walau bukan gejala utama), ucapan yang dihasilkan semakin kompleks, dan mulai menggunakan kata jamak dan tugas. Penambahan dan pengayaan terhadap jumlah dan tipe kata secara berangsur-angsur meningkat sejalan dengan kemajuan dalam kematangan perkembangan anak.

·         Tahap Perkembangan Tata Bahasa menjelang Dewasa (5-10 tahun)
Pada tahap ini anak mulai mengembangkan struktur tata bahasa yang lebih rumit, melibatkan gabungan kalimat sederhana dengan komplementasi, relativasi, dan konjungsi. Perbaikan dan penghalusan yang dilakukan oleh anak-anak pada periode ini mencakup belajar mengenai berbagai pengecualian dari keteraturan-keteraturan tata bahasa (sintaksis) dan fonologi dalam bahasa terkait.

·         Tahap Kompetensi Lengkap (11 tahun sampai dewasa)
Pada masa akhir kanak-kanak perbendaharaan kata terus meningkat, gaya bahasa seseorang mengalami perubahan, dan seseorang semakin lancer dan fasih dalam berkomunikasi dengan bahasa. Keterampilan dan performansi tata bahasa (sintaksis) terus berkembang ke arah tercapainya kompetensi berbahasa secara lengkap sebagai kompetensi komunikasi.

b.        Identifikasi faktor-faktor pendorong/penghambat perkembangan bahasa anak dan bagaimana upaya mengatasinya?
Faktor pendorong perkembangan bahasa anak
·           Adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak
Anak dapat membutuhkan suatu model tertentu agar dapat melafalkan kata dengan tepat untuk dapat dikombinasikan dengan kata lain sehingga menjadi suatu kalimat yang mempunyai arti. Model tersebut dapat diperoleh dari orang lain, misalnya orang tua atau saudara, dari radio yang sering didengarkan atau dari TV. Dengan sendirinya potensi anak dapat berkembang sebagaimana mestinya. Agar anak mengucapkan kata-kata yang baaik, hendaknya orang tua membiasakan berbicara hal-hal yang baik dan memperkenalkan anak pada lingkungan yang baik pula.
·           Kesempatan anak untuk berlatih
Apabila anak kurang mendapatkan latihan keterampilan berbicara akan timbul frustasi dan bahkan sering kali  marah yang tidak dimengerti penyebabnya oleh orang tua atau lingkungannya. Pada gilirannya anak kurang memperoleh motivasi untuk belajar berbicara yang pada umumnya disebut “anak ini lamban” bicaranya. Dalam hal ini, orang tua dan lingkungan sekitar harus memberi kesempatan untuk anak berlatih berbicara lebih banyak lagi. Apabila kesempatan berlatih yang didapat oleh anak lebih banyak, maka perkembangan bahasa anak tersebut lancar-lancar saja dan berkembang seperti anak pada umumnya.
·           Motivasi dari orang tua dan orang-orang terdekat untuk belajar dan berlatih
Memberikan motivasidan melatih anak untuk berbicara sangat penting bagi anak karena untuk memnuhi kebutuhannya untuk memanfaatkan potensi anak. Orang tua hendaknya selalu berusaha agar motivasi anak untuk berbicara jangan terganggu atau tidak mendapatkan pengarahan.
·           Bimbingan
Bimbingan anak sangat penting untuk mengembangkan potensinya. Oleh karena itu, hendaknya orang tua suka memberikan contoh atau model bagi anak, berbicara dengan pelan yang mudah diikuti oleh anak dan orang tua siap memberikan kritik atau membetulkan apabila dalam berbicara anak berbuat suatu kesalahan. Bimbingan tersebut sebaiknya selalu dilakukan secara terus menerus dan konsisten sehingga anak tidak mengalami kesulitan apabila berbicara dengan orang lain.
·           Lingkungan sekitar yang mendukung
Lingkungan sekitar merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya seorang anak. Lingkungan berperan secara tidak langsung dalam proses perkembangan anak. Apabila lingkungan tersebut positif, maka akan berdampak positif pada perkembangan anak. Namun, apabila lingkungan buruk maka akan membawa dampak negative bagi proses tumbuh kembang anak. Seharusnya, lingkungan sekitar dipilih sebelum anak lahir.

Faktor penghambat perkembangan bahasa anak:
·      Tidak adanya motivasi dari orang-orang terdekat.
Motivasi merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh anak yang sedang dalam masa perkembangan. Terlebih apabila berada di masa awal perkembangan. Orang tua hendaknya selalu berusaha agar motivasi anak untuk bisa mengembangkan kemampuan berbahasanya. Mungkin motivas tidak harus berupa nasehat atau apa. Mungkin bisa saja dengan memberikan fasilitas-fasilitas yang mampu membantu proses perkembangan bahasa anak.
·      Anak tidak mendapatkan kesempatan untuk berlatih mengembangkan kemampuan berbahasanya.
Kesempatan merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses perkembangan. Apabila anak tidak mendapatkan kesempatan untuk selalu meningkatkan kemampuan berbahasanya, maka proses perkembangan bahasa dari anak tersebut. Orang tua dan lingkungan sekitar seharusnya selalu memberikan kesempatan bagi anak untuk selalu bisa mengembangkan potensi dirinya dalam kemampuan berbahasanya.
·      Lingkungan sekitar yang tidak mendukung bagi proses perkembangan anak.
Lingkungan sekitar merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya seorang anak. Lingkungan berperan secara tidak langsung dalam proses perkembangan anak. Lingkungan yang berpengaruh negative bagi perkembangan bahasa anak sebaiknya dihindarkan sejak dini agar perkembangan bahasa anak tidak terganggu. Pemilihan lingkungan merupakan hal yang sangat penting. Karena pengaruh lingkungan secara tidak langsung berperan dalam pembentukan anak dan akan terbawa hingga anak dewasa nanti.


c.         Jelaskan hubungan perkembangan bahasa dengan perkembangan intelektual anak!
Bahasa merupakan segala bentuk komunikasi yang dimana pikiran dan perasaaan seseorang disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Dilihat dari pengertiannya, dapat kita ketahui bahwa proses perkembangan bahasa anak secara tidak langsung berpengaruh pada perkembangan intelektualnya dan sebaliknya, proses perkembangan intelektual juga berpengaruh pada proses perkembangan bahasa.
Jadi bisa dikatakan, anak yang kemampuan bahasanya baik,komunikasinya dengan orang-orang dosekitarnya lancar, bisa jadi kemampuan intelektualnya juga baik. Karena kemampuan bahasanya seseorang juga dipengaruhi tingkat intelektual seseorang. Namun, apabila tingkat intelektualnya baik, belum tentu kemampuan bahasanya juga baik. Orang yang pandai belum tentu pandai mengekspresikan sesuatu/berkomunikasi. Karena komunikasi juga dipengaruhi kemampuan seseorang dalam mengelola emosinya. Biasanya hal ini bisa dilihat ketika anak masih kecil. Jika ada anak kecil yang cerewet biasanya orang-orang sekitar akan bilang jika anak itu pintar. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan bahasa seseorang dipengaruhi oleh tingkat intelektualnya.

3.    Karakteristik Perkembangan Anak Sekolah Dasar
a.        Jelaskan kaitan antara pertumbuhan fisik dengan perkembangan intelektualnya
Perkembangan fisik atau jasmani masing-masing anak sangatlah berbeda. Hal ini dipengaruhi perbedaan gizi antara anak yang satu dengan yang lainnya, lingkungan, perlakuan orang tua, kebiasaan hidup dll.
Nutrisi dan kesehatan sangat mempengaruhi perkembangan fisik anak. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya, anak yang memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.
Olah raga juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan fisik anak. Anak yang kurang berolahraga atau tidak aktif sering kali mengalami kegemukan atau kelebihan berat badan yang dapat mengganggu gerak dan kesehatan anak.
Anak yang nutrisinya tercukupi serta olahraga yang teratur, akan terlihat berbeda dengan anak yang pemenuhan nutrisinya kurang. Kita bisa melihat dari tampilan fisiknya. Selain fisiknya yang kuat, biasanya anak yang pemenuhan nutrisinya cukup, tingkat intelektualnya juga tinggi. Secara logisnya, anak yang pemenuhan nutrisinya cukup akan terlihat lebih sehat otomatis anak tersebut memiliki kesempatan belajar lebih banyak dari pada anak yang pemenuhan nutrisinya kurang yang sering sakit-sakitan. Otomatis membawa efek, anak yang sehat tingkat intelektualnya lebih baik dari pada anak yang sering sakit-sakitan. Karna daya fikir orang yang sering sakit-sakitan cenderung melemah dari pada daya pikir orang sehat yang cenderung lebih meningkat.

b.        Jelaskan kaitan antara perkembangan sosial, nilai moral, sikap dan emosi anak.
Nilai moral merupakan sesuatu yang menjadi dasar pertimbangan dari individu untuk melakukan suatu tindakan, moral merupakan perilaku yang harus dilakukan atau dihindari, sedangkan sikap merupakan kesiapan individu untuk bersespons/bertindak terhadap objek sebagai perwujudan dari sistem nilai moral yang ada didalamnya.
Sistem nilai yang dimiliki individu akan menentukan perilaku mana yang harus dilakukan dan yang harus dihindari yang akan nampak dalam sikap dan perilaku nyata sebagai perwujudan dari sistem nilai moral yang mendasarinya.
Sikap itu sendiri merupakan perwujudan dari akibat suatu emosi yang dialami oleh individu.  Kemudian sikap tersebut diterapkan ke dalam kehidupan sosial masyarakat dimana yang menjadi tempat seorang anak tumbuh dan berkembang.

c.         Usaha-usaha apa yang dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan anak SD dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan.
Pada dasarnya, setiap individu memiliki cirri-ciri dan karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan tersebut semakin terlihat sejalan dengan perkembangan individu. Kata perbedaan dalam istilah perbedaan individual menurut Landgren (1980:578) merupakan suatu variasi yang terjadi, baik pada aspek fisik maupun psikologis.
Sebagai seorang calon pendidik, kita dituntut untuk memahami diri peserta didik dengan baik. Pemahaman pada diri peserta didik di sini mengandung arti bahwa kita harus mengenal betul kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh peserta didik, serta mengetahui betul setiap kebutuhan pada setiap jenjang usia yang ada pada peserta didik. Dengan memahami peserta didik dengan baik, kita diharapkan dapat memberikan layanan pendidikan yang tepat dan bermanfaat bagi masing-masing peserta didik.
Pada setiap tahap perkembangan anak di setiap jenjang usia, para peserta didik mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang perlu dipenuhi agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Misalnya, kebutuhan anak yang bertubuh pendek berbeda dengan kebutuhan anak yang bertubuh tinggi. Mungkin anak yang bertubuh pendek perlu duduk di depan agar mampu melihat apa yang dilakukan/dijelaskan guru didepan, agar anak tersebut bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Anak yang daya pikirnya lamban, diberi stimulus yang berbeda dengan anak yang daya pikirnya cepat. Guru harus bisa mengidentifikasi peserta didiknya, mengidentifikasi kebutuhan dari masing-masing individu dan selanjutnya memenuhi kebutuhan masing-masing peserta didik agar tercapainya tujuan dari pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar